Jumat, 15 Mei 2009

cepat & TANGKAS maT



SETIAP tahun lulusan SMA dan sederajat atau setara yang akan melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi, khususnya negeri tentu sudah siap-siap menghadapi seleksi. Setiap tahun pula mereka dan keluarga sibuk mencari lembaga kursus guna mempersiapkan diri menghadapi SPMB tersebut.



Dari beberapa mata uji SPMB, penulis bermaksud menelaah secara singkat tentang matematika, yang muncul pada pertama sebagai kelompok Kemampuan Dasar dan hari kedua yaitu Matematika untuk pilihan kelompok IPA.

Kalau kita perhatikan dari tahun ke tahun materi matematika cenderung berciri : (1) soal rutin dengan pengetahuan matematika menyeluruh (banyak), (2) memerlukan keterampilan berhitung cepat dan tangkas, (3) memerlukan ingatan berbagai rumus, dan (4) memerlukan kemampuan memilih dan (5) menggunakan rumus secara tepat dan efisien.

Dengan soal seperti itu ternyata setiap tahun skor yang dicapai calon mahasiswa itu tetap saja rendah. Bahkan, hasil penelitian terkait mendapatkan data bahwa skor mereka di bawah 50, bahkan lebih rendah. Skor di atas 70 diperoleh calon mahasiswa yang memilih PT Negeri ternama seperti UI, ITB, IPB, dan UGM.

Apa yang harus kita lakukan? Masalah utamanya adalah mengatasi pencapaian matematika dalam SPMB telah dibiarkan tidak untuk menjaring calon dengan kemampuan dan kemauan berpikir.

Pertama-tama yang perlu kita pikirkan adalah bagaimana menyusun materi SPMB yang dapat dicerna oleh siswa. Walaupun tidak semua siswa berminat, akan tetapi harus diarahkan sehingga mereka dapat berkembang pada saat menjadi mahasiswa.

Pada dasarnya, setiap negara atau masyarakat ingin mengalami scientific revolution melalui penguasaan matematika. Oleh karena itu kita perlu mengembangkan penguasaan berbeda-beda dalam dan melalui matematika. Setidaknya terdapat empat kelompok dalam masyarakat yang perlu diajak berbicara, yaitu: (1) mereka yang berkemampuan sangat tinggi dalam matematika, teruatama dari PT; (2) kelompok guru matematika yang akan melakukan supporting and development; (3) kelompok yang akan melakukan secondary technical jobs, yaitu Depdiknas; (4) kelompok politisi, birokrat, dan masyarakat umum dengan pemahaman memadai dan diperlukan.

Persoalan seleksi sesungguhnya dapat dipandang sebagai masalah sosio kultural. Kalau tidak ditangani secara tepat akan membuat masyarakat kehilangan kemampuan untuk berpikir secara disipliner.

Seleksi yang kita harapkan adalah untuk mengembangkan suatu cara membuat perbendaharaan konsep matematika menjadi dapat dipahami dan dicerna oleh setiap siswa yang senang berpikir sehingga dapat tercipta instrumen intelektual dan kultural yang mampu merekat berbagai jenis rasionalitas.

Kita perlu menyadari bahwa penguasaan matematika sebenarnya adalah untuk dapat hidup dalam zaman modern tanpa menjadi bingung. Dalam kehidupan sehari-hari, ketika berhubungan dengan produk teknologi, kita sebenarnya memerlukan penguasaan konsep matematika.

Dengan demikian, seleksi melalui SPMB haruslah menjadikan generasi muda melek secara budaya. Pemahaman matematika yang agaknya perlu ditekankan adalah melalui reasoning, problem-solving, mathematical-communication, mathematical-connection. Dalam rangka SPMB, yang perlu kita siapkan adalah memperbaharui soal seleksi dalam rangka meningkatkan kemampuan sebagaimana di atas.

Apabila soal selalu seperti yang dibuat maka memang perolehan skor sulit berubah. Mereka yang berasal dari kota-kota besar dengan berbagai fasilitasdan dukungan ekonomi dapat dipastikan akan mengungguli calon yang berasal dari daerah-daerah. Namun soal sebagaimana dimaksud sekali lagi hanya akan menghasilkan mahasiswa pengikut, sulit menjadi pengembang apalagi penghasil ilmu.

Selain itu soal-soal dengan ciri sebagaimana dimaksud tidak secara kuat menjamin prestasi mahasiswa kelak. Soal seperti itu adalah kurang dalam memfasilitasi atau menjaring anak-anak yang mampu berpikir dan berpikir



0 komentar: